Kamis, 06 Juni 2013

Termasuk nanti mertuaku



Keadaan yang akan ku lakukan nanti, ketika aku beralih tugas menjadi Mama.
Mama, ajarmu yang menyuruhku melihat dan menengok. Betapa indah menjadi dirimu, menjadi perempuan satu-satunya yang kami butuhkan digubuk ini. Jika mungkin suatu saat kau telah pergi dengan segala isak dan tangisku yang menghakimi diri sendiri. Percayalah, aku akan berjalan menuju masa depan yang telah kau ceritakan. Menjadi peran utama sepertimu yang berjuang melawan waktu.
Mama, rangkain kalimat pun takkan bisa membalas teganya diriku padamu. Aku menikmati makanan bersama teman diluar, membiarkan dirimu menungguku yang lalai waktu ini. Kau sibuk menengok waktu pada dinding ruang tamu. Sementara aku masih menikmati canda tawaku dan tak mengingatmu. Kau rela menyisihkan uang belanja untuk memenuhi inginku, tapi aku menghabiskannya dalam waktu tak sampai seminggu. Semauku, kau masih menurutiku.
Mama, andaikan mungkin aku adalah satu-satunya wanita yang kau sayangi sebagai anakmu. Maka kaulah satu-satunya wanita yang ku sayangi sebagai mamaku. Tidak ada yang bisa dan berhak menggantikanmu. Termasuk nanti mertuaku, dia sudah meempunyai tempat yang sudah kupersiapkan dibawahmu, setelah dirimu :”). Sayang yang sama sepertimu hanya beda kadar dan waktu.
Mama, masih ingatkah kau, ketika aku merengek engkau izinkan mengikuti timku berlaga, mejauhi kotaku, jauh dari dirimu. Hal yang tak pernah kau bayangkan, dan hal yang tak pernah ku bayangkan juga sebelumnya. Ternayta dunia sudah membalikku menjadi wanita kecilmu yang kuat seperti laki-laki dan lembut sepertimu. Mama terimakasih izinmu, berkatmu aku sekarang merasakan kebahagiaan, hobbyku sebagai penikmat sepakbola. Masih dalam restu dan ridho yang kau berikan untuk pergi menjauhi kota ini, kota ku.
Mama, taukah engkau?? Aku tidak pernah meembayangkan jika nanti aku sudah berada jauh darimu. Mengikuti jejak suamiku, meninggalkan gubuk kecil kita yang penuh kenangan akan manjaku padamu. Bagaimana dulu kau mengganti popokku, membuatkan aku susu, dan menggendongku kemana puna ku meminta padamu. Mama, apakah aku bisa menjadi wanita tegar sepertimu?? Yang kuat di depan putrimu? Menyembunyikan tangis dalam hatimu. Menyeruatkan bangga dalam binarmu?
Mama percayalah, engkau tetap menjadi mama terbaik. Aku takkan bisa berperan sebaik dirimu. Tapi, aku aakan berusaha menjadikan engkau sebagai panutan yang tangguh. Mengajarkan sabar, marah, sayang dan dekapan dalam satu wajah. Airmataku juga entah mungkin takkan pernah bisa berhenti jika aku harus berpisah denganmu. Apakah kau mau memaafkan semua yang telah menyakiti hatimu??. “Adek nggak punya salah sama mama. Kalaupun ada salah, mama sudah maafin adek sejak dulu dek”, selalu tegurmu. Bahagia bukan aku memilikimu??
Terimakasih ma, kau sudah menjadi mama, ayah, sahabat dan teman serta guru terbaikku. Tak ada yang bisa menghapusmu dan berperan sama sepertimu. Mamaku :”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar