Jumat, 26 Juli 2013

Karena kita adalah pemenang pada waktunya.



Se-cemburu-nya aku,
Mungkin karena keadaan yang belum terbiasa ku nikmati dengan segala yang kamu ceritakan.
Se-cemburu-nya aku,
Mungkin karena aku terlalu menyayangimu, dan terlalu pesimis dengan diriku sendiri yang sedang terbentang dengan keadaan.
Se-cemburu-nya aku,
Aku masih ingin bersikap dewasa dan menjadi dewasa di depanmu, apa yang bisa aku lakukan, sesegera mungkin ku berjalan dan bertindak.
Se-cemburu-nya aku,
Masih takut menampakkannya di depanmu. Apa kabar kedewasaan jika aku tetap bersikukuh dengan hal itu?
Se-cemburu-nya aku,
Aku tak pernah melarangmu dengan sejuta hobbymu, dukunganku karena aku tau kau tak pernah melupakanku.
Se-cemburu-nya aku,
Aku tau dan paham hal mana yang harusnya aku perlihatkan dan tak aku perlihatkan.
Lantas, jika se-cemburu-nya aku tak Nampak nyata?
Lalu aku berkata padamu, cemburuku tanda jika aku menyayangimu dan aku tak ingin bercelah darimu.
Bukan untuk semua yang kamu lakukan, karena aku tau se-cemburu-nya aku.
Aku kadang menakuti diri sendiri  jika itu tak baik untuk kulakukan.
Se-cemburu-nya aku, kecup keningku, rangkul aku dalam diamku. Ketika aku menangis, itu karena aku tak mampu berkata sepatah pun denganmu.
Se-cemburu-nya aku jangan lelah menemani dan meladeni gadis kecil berpita merah ini.
Se-cemburu-nya aku sekali lagi aku tak ingin ada yang merasa salah dan kalah. Karena kita adalah pemenang pada waktunya.
Se-cemburu-nya aku, kamu adalah cemburu terhebat dalam dekapan Tuhan.
Rasa percaya untukmu masih terpampang nyata.
Rasa yang tak pernah akan salah.
Rangkul dan kecup keningku, tersayang.

Rabu, 24 Juli 2013

Masih ingin tetap bersedih? Masih ingin tetap bertahan?



Semua orang ditakdirkan dengan jalan hidup, cerita dan cinta yang berbeda. Jika sama, jika mereka ditakdirkan dengan semua hal yang sama, mungkin tidak akan ada kata yang bisa mempertemukan mereka dengan “kebetulan”, yang berakhir dengan definisi “Jodoh”.  Semua orang mungkin juga tidak bisa tahu siapa jodoh yang diberikan dan digariskan Tuhan untuknya. Jangankan jodoh mungkin kehidupan dan kematian untuk besok pagi pun tak ada manusia yang bisa tahu.
Apalagi urusan cinta? Yang menghubungkan antara satu hati manusia dengan hati yang lainnya. Janji, cerita dan masa depan yang mungkin mereka rencanakan. Hanyalah sebuah rencana semata jika Tuhan tidak pernah mengIYAkan untuk menjadi kenyataan. Tapi usaha dan doa yang mereka berikan untuk Tuhan, akan membantu Tuhan mengIYAkan impian dan harapan mereka.
Aku berdiri disini sebagai peran utama, menceritakan sedikit tentang cerita yang telah dirasakan beberapa hati manusia. Menjadikan mereka manusia yang memiliki ketegaran ekstra atau malah bisa merapuhkan mereka dalam masa lalunya. Masa yang dilalui dalam waktu yang cukup lama berdua, atau hanya dalam sekejap mata. Di dalam waktu itu saja sudah tercipta kenangan, tercipta kenangan diantara mereka. Tak ada yang salah dengan semua ini. Itu adalah cerita mereka sebelum bertemu dengan jodoh yang telah tertuliskan.
Pernah berfikir seseorang yang sudah menjalani hubungan berjangka tahunan atau bulanan. Setelah putus dan berpisah apa yang mereka rasakan? Mungkin kesedihan, keterpurukan, merasa dunia hancur, merasa dunia ini tidak adil mengambil dan memisahkan kalian. Atau mereka yang masih dalam tahap pendekatan mereka yang masih ingin mencari keabadian cinta, lalu ditinggal oleh sang pujaan. Merasa dia hanya pemberi harapan, atau malah memilih sahabat dan temannya sendiri menjadi kekasih hatinya.
Lantas apa yang akan kita lakukan, terpuruk selama berhari-hari, menyendiri, dan apa? menyiksa diri yang sepertinya sering terjadi. Itu semua hal yang masih sering ditemui.
Satu hal yang bisa dilakukan untuk mengobati semua rasa yang berkecamuk dalam dada. Mengobati semua luka dan semua harapan dan impian yang tiba-tiba harus dihancurkan adalah dengan membuka dan mengepakkan sayap selebar mungkin. Tidak menutup mata, tidak menutup hati. Membebaskan diri, melihat bahwa di depan masih ada perjalanan panjang yang masih harus di lewati.
Jika sampai disini saja sudah terpuruk, menunggu hal yang tak pernah pasti, menunggu hal yang tak pernah akan terjadi. Seperti menunggu jeruji besi yang akan berubah menjadi tali. Mana mungkin akan menemukan cinta dan kebahagiian yang baru? terlalu picisan untuk mengendalikan rasa yang beralaskan Move On.
Coba tengok lagi, kepakkan lagi, bahwa mungkin memang Tuhan membuat cerita berada di sebuah system yang seperti ini. Diluar sana masih banyak yang lebih jauh merasakan sakit daripada kita. Bahkan bagaimana rasanya jika harus kehilangan suami atau istrinya? Lebih sakit daripada kehilangan pacar dan kekasihnya kan.
Inilah kita, yang terkadang masih dibodohi dengan keadaan cinta yang tak bisa kita kendalikan sendiri. Coba buka sayap dan kepakkan lebar lagi. Ini bukan lagi masalah terlalu cinta, terlalu sayang dan masih banyak lagi. Tapi masalah jika kalian sudah tidak diharapkan untuk apa? Diluar sana masih banyak cinta yang akan menerima kalian. Cinta yang akan membantu kalian melupakan semua masa lalu.
Larilah, bawalah cinta yang telah kepada dia yang mengecewakan kepada dia yang akan membahagiakanmu. Berikan pada mereka. Jika sudah mencoba melangkah kedepan, jangan pernah mencoba untuk kembali mundur, kembali menoleh atau kembali mencari hal-hal yang biasa kalian lakukan.
“Obati semua lukamu dengan dia yang pernah merasakan kehilangan yang sama denganmu. Dia yang pernah mengalami hal yang sama takkan membiarkanmu terluka lagi”.
Masih ingin tetap bersedih? Masih ingin tetap bertahan? Coba buka mata dan hati yang lebih luas. J

Minggu, 14 Juli 2013

Yang Diberikan Tuhan

Percayakan semuanya pada kekuatan cinta yang diberikan Tuhan.
Mengenalmu bukan dalam waktu yang beratus hari dan beribu jam.
Tapi keyakinan Tuhan selalu membawa kekuatan untukku menunggumu berlabuh dikotaku.
Jika kamu bertanya cinta? Tak ada yang bisa mendeskripsikan cintaku.
Terlalu rumit dalam balutan daging dan warna merah merona yang bertuliskan hati.
Tentu Tuhan mengirimkanmu juga begitu.
Tak ada yang bisa kubaca dari paras dan fikiranmu karena aku bukan peramal kelas windu.
Aku hanya mengartikan dari bahasa tubuh dan tuturmu yang terbuai ragu, canggung disisiku.
Genap belum memisah, belum ada kabar puluhan hari kau meninggalkan kenangan.
Tapi Tuhan sepertinya ingin mengirimkanmu lagi untuk kepercayaan.
Penantian yang masih terhitung jam, tapi membawa rindu jauh terbang.
 
Aku terkagum heran melihatmu setegar karang.
Menghapuskan semua gundah dan keluh yang selalu ku lontarkan, ku manjakan padamu.
Senja mataremaja, aku tau apa yang masih terpikirkan dan terbersit di ingatanmu.
Tapi aku tak pernah meragukanmu, aku selalu yakin dengan keyakinanku memilihmu.
Aku takkan pernah takut dan ragu kau menoleh ke masa lalu.
Dan aku yakin kamu pun begitu padaku, walau pun kamu tau.
Masih banyak duri tajam yang siap mencari celah di sekitarku. Kamu percaya padaku?
Aku bisa menjaga cinta dan kepercayaanmu.

Tuhan selalu mendengar ceritaku tentangmu sayang.
Bahwa aku menyukai protective-mu padaku. Menyukai setiap pertanyaan tentang keberadaanku.
Menyukai semua cinta yang kamu berikan, aku tak peduli entah kamu pernah memberikannya pada orang sebelumku.

Tuhan, jaga dia yang jauh untukku, untuk semangat dan perjuangannya memimpinku :*

Jumat, 05 Juli 2013

Teruntuk kamu yang meninggalkan cerita

Apa kabar perasaanmu yang telah membawa separuh rinduku pergi?
Merinduku jua, atau perasaanmu melebihi yang aku rasa?

Terhitung genap lima petang kamu meninggalkan kenangan dan wangimu disini.
Meninggalkan cerita yang selalu ku ulang dengan mama.
Mungkin mama mulai hafal dengan ceritaku tentangmu.

Memandangi potret kita di dompet putihku. Berharap ada malaikat yang mengatakan padamu. Aku rindu dan memuncak pilu.

Apa kamu merasakan hal yang sama denganku? Memutar-mutar kalender, berharap bulan cepat terlewati sampai nanti kita bertemu lagi. Jujur rindu.

Tangis kadang menghiasi, tapi untuk apa?
Aku tak ingin kamu mendengarkan gelisahku dalam kota ini.

Sayang, jaga cerita tentang kita tetap yang terbaik.
Seperti yang selalu aku ceritakan pada Tuhan dan mama.
Jaga rasa yang telah mengikutimu dikotamu sampai kau datang kembali kesini.

Aku merindukan gandengan tanganmu ketika melindungiku dari lalu lalang jalanan.
Aku merindukan bergelayut manja di pundakmu.
Merindukan makan berdua denganmu. Mengabadikan senyuman kita dalam sebuah rekaman camera.

Jika aku boleh meminta, hanya ingin memelukmu satu menit saja. Setelah itu Tuhan boleh mengembalikan kamu di kotamu.
Sayang, aku merindukanmu. Aku berharap kamu juga begitu.
Sampai kutemukan ragamu kembali di sampingku. Aku percaya dan menggenggam setiaku.

- T. Ardy-

Rabu, 03 Juli 2013

Teruntuk Yang Membawa Diri Pergi Bersama Roda Besi



Teruntuk Yang Membawa Diri Pergi Bersama Roda Besi

Percikan dinar dalam acuan mata rantai yang terselip.
Hati yang terus meracuni nada, dan cerita menjadi saksi.
Menyapa bukan lagi dengan sapaan gemuning mata teratai yang mengembang.
Memunculkan celah percakapan cerita yang dirancang berbataskan waktu.
Ketikan pesan melalui benda yang bisa menembus ribuan kilometer.
Seketika menjadi jabatan dan sapaan “Aku kamu”.
Bukan tertuliskan akan dihadirkan dan menjadi scenario ketika di datangkan.
Perjalanan yang tak pernah direncanakan.
Tatapan dan cerita ini, bukan lusa esok dan waktu lalu yang terlewati.
Mencoba menata puzzle menjadi hologram yang berkilau dan menyilau.
Mengalir hingga tak ada kata tersemat, berlutiskan nada menjalin dan terangkai.

Terlalu singkat atau memang tak ada keabadian dalam dekapan.
Menjadi korban atas tersangka keotoriteran waktu.
Meninggalkan jejak yang tersulang di dalam tempat bertuliskan “Ruang Tunggu”.
Tengok saja ketika senja menunggu petang dan telalap kegelapan, dia diam.
Bicarakan petang yang tergeser terang menjadi cahaya penerangan, menyejukkan.
Tak pernah ada waktu yang abadi ada di dalam cerita perputaran yang Dia miliki.
Fana, rasa, cerita, cinta, hati, cahaya, indah, hawa, jarak, waktu dan dekapan, bagaimana?
Adakah yang tertinggal di dalam kota mungil pemberi lukisan kehidupan?

Deru jalanan menjadi pembahasan yang mengalihkan perhatian.
Tatapan pertemuan dan cerita bukan lagi tentang gundah.
Menemani kesendirian dalam ruang yang terbalut kasih kerinduan.
Menunggu lagi di ruang yang sama hingga “jarak” menjadi “dekapan”.

Waktu telah menyadarkan bahwa dunia bukan sebatas satu kilometer di depanmu.
Dan sepuluh langkah di belakangmu.
Cerita, datang lagi ketika roda besi membawamu kembali.

-       T. Ardy –