Rabu, 12 Maret 2014

Aku Menitipkan Sesuatu

Pada hujan yang mengalir di depan teras sebuah perkantoran ,

Aku menitipkan sebuah perahu kertas untuk kau bawa jauh
Mengalunkan sebuah kata maaf atas salah yang sudah ku perbuat
Dari jauh mungkin takkan sampai pada jarak ratusan kilometer yang ada
Tapi niat sudah ku tuliskan pada perahu kertas dan semoga Tuhan membaca

Aku menitipkan sebuah maaf yang ku ulangi lagi
Ku lipat-lipat agar bisa ku tuliskan banyak
Ku berjanji pada setiap tetes hujan yang membumi ini, semua takkan pernah terjadi lagi
Ku yakinkan kamu pada setiap aku yang terkecewakan

Aku menitipkan sebuah ucap terimakasih
Atas hukuman yang mendekatkanku pada Tuhan
Atas kata yang mampu membuatku tersadarkan
Atas kamu yang berlaku dewasa pada aku yang kekanakan

Cinta jangan kau tinggalkan aku leburkan ke dalam kepediahan
Maafkan aku yang sempat melukaimu
Cinta kau harus ampuni aku atas s'gala tingkahku yang dulu
Tiada pantaskah ku tuk kembali memulainya


Sebuah salah pada satu kota,

Selasa, 11 Maret 2014

Jadi Teman Hidup ...

Jadi Teman Hidup Jurnalis itu …

Jadi teman hidup jurnalis itu ..
Pas kita lagi libur setiap weekend dia malah kerja buat cari berita
Pas kita udah janji buat quality time berdua tapi harus ada liputan buat dia
Pas kita sibuk kerja, dan dia lagi santai dirumah
Pas kita pulang kerja dan dia harus berangkat menyelesaikan tanggung jawabnya

Jadi teman hidup jurnalis itu ..
Harus rela dipamitin pas lagi kangen-kangennya
Harus rela chat susah delive karena sinyal di tempat liputan ngga karuan
Harus mau nunggu jam malem pas kita ngantuk pas dia pulang kerja
Harus mikir positif kalau dia disana baik-baik aja
Harus mikir positif pas jam pulang belum ada kabar dari dia
Harus mikir positif kalau lawan jenis banyak yang deket-deketin

Jadi teman hidup jurnalis itu ..
Memang bukan pilihan satu-satunya
Mungkin diluar sana banyak yang lebih memiliki waktu untuk kita, seperti yang kita mau
Tapi ada yang lebih cinta, sayang dan setia?

Jadi teman hidup jurnalis itu
Bisa belajar bagaimana dia bisa akrab dengan kondisi apapun
Bisa mengontrol diri biar ngga insecure terlalu berlebih
Bisa punya banyak kesempatan buat diceritain banyak info pas dia liputan
Bisa melihat tanggung jawab dia pada  tugasnya
Kalau sama kerjaan aja tanggung jawab, apalagi sama kita :D

Jadi teman hidup jurnalis itu ..
Kadang cemburu
Kadang insecure
Kadang humoris
Kadang serius
Kadang romantic tiba-tiba :D

Jadi teman hidup jurnalis itu ngga pernah terfikirkan apalagi direncakan
Tuhan Maha Adil bikin hidup jadi nano-nano penuh warna
Jadi teman hidup jurnalis itu intinya ngga boleh manja


Dan apapun profesi teman hidupmu yang pertama adalah percaya.

Suatu Ketika

Suatu ketika 

Kita bukanlah apa yang dilihat mata secara kebetulan, tapi kita adalah suatu rencana Tuhan
Kita bukan sebuah masa yang dinamakan kesengajaan, tapi kta adalah cerita yang di berikan Tuhan
Pada waktu yang tak pernah tahu kapan aku dan kamu akan bertemu
Masih teringat kala mata sama memandang dan hati menyusuri kata percintaan
Merangkai sebuah kata yang memiliki makna
Mencerca pikiran bahwa pertemuan ini bukanlah suatu kesalahan

Mengingat semuanya kembali ketika hati sudah merapuh nanti
Bagaimana kita berjabat tangan?
Bagaimana kita memulai pembicaraan?
Bagaimana kita memaknai pertemuan?
Bagaimana rasa pertama kali berkenalan?
Bagaimana rasa debar dalam dekapan?
Bagaimana rasa ditinggalkan ketika pulang?
Dan bagaimana Tuhan Maha Kuasa dengan cepat mempertemukan

Kamu adalah sebuah doa yang setiap malam ku panjatkan pada Tuhan
Tentang seorang gagah yang perkasa
Tentang seorang pelindung yang bijaksana
Tentang seorang dewasa yang ramah
Tentang seorang serius yang humoris
Tentang seorang penyayang yang dibanggakan
Tentang seorang pemimpin yang mengayomi
Tentang sebuah doa yang dikabulkan Tuhan untuk wanita ini

Kita adalah selembar, dua lembar yang menuliskan ukiran masa depan
Menuliskan semua impian dan pikiran
Menyatukan semua rasa demi tujuan bersama
Lalu menyerahkan penghapusnya pada Tuhan

Jika Tuhan berkenan semua kita akan satu pada waktunya
Tuhan yang maha pengasih dan penyayang semua sudah kuceritakan
Aamiin-kan dalam balutan ridho yang Kau inginkan


Minggu, 09 Maret 2014

Lorong Rel Kereta Api

Aku tuliskan sajak.
Sebuah kata mati yang tak bisa hidup lagi.
Menyusuri jalan lorong rel kereta api.
Atau pun landasan pacuan burung besi.

Tertuliskan sebuah makna kata antara nama dan raga
Sebuah kisah jalan yang terbentang pada dua kota
Tanpa mengulang sebuah sandiwara
Ku pastikan sebongkah cinta ini apa adanya

Tubuhku membeku kaku
Terpatung diam
Membisu keluh
Tak bisa mengucap apapun tentang kamu

Dalam sebuah hati
Aku berucap pada Tuhan
Pertemukan kami lagi
 Pada sebuah tulisan tangan Tuhan yang Kau ridhoi
                                                                                                                
Izinkan tubuh yang pernah membeku kaku dan keluh ini melebur kembali
Menyaksikan cinta datang membawa bahagia dari hati
Lalu berpeluk dalam diam pada sebuah kerinduan
Jika bisa kau rasakan

Ada asa pada temu yang tak ingin pisah