Apakah aku
harus menunggumu hingga merayakan 1 Month Anniversary dengannya??
Dengarkanlah hati, aku menyungging
senyum di depan matamu. Tak pernah ada yang tau kapan dan apa yang kita rasakan
satu sama lain ketika kita jauh. Menerka perkenalan dari sebuah jalan yang tak
pernah aku bayangkan dan aku tau sekarang datang. Bagaimana jika semua bukanlah
kebetulan? Ada garis yang memang diturunkan menuju keadaan yang terbaik dalam
suatu kehidupan.
Aku masih disini, berdiri
menunggumu. Mematikan waktu, berbalut dengan rinduku. Aku harus apa? Semua telah
aku buat sedemikian rupa. Aku sudah membuat jalan yang seharusnya tak pernah
kutemui. Mungkin seharusnya aku tak perlu masuk di dalam sini. Ketika aku
berbicara ingin berbalik arah, aku harus melewati dirimu. Ketika aku lurus ke
depan aku tetap harus melewati nafasmu. Hal yang takkan pernah bisa ku pilih
dalam hidupku. Aku menghargaimu.
Seandainya saja aku bisa memilih,
mungkin aku menginginkan keindahan yang secara nyata. Kamu menjadi milikku,
seutuhnya. Tidak ada lagi dia diantara jalan yang akan kita tempuh. Tapi apalah
arti dalam sebuah jalinan. Jika kamu akan tetap seperti ini, iya tetap seperti
ini nanti ketika harus ada wanita baru dan perempuan penggantiku. Jangankan aku,
bayanganku pun sulit untuk menerimanya.
Seandainya saja, kamu tidak pernah
memiliki jalinan antara hobbyku dan pertemuan kita. Tapi aku jelas tidak
mengingkarinya, bahwa aku juga bahagia akan hal ini. Iya amat sangat bahagia. Aku
memilikimu dan mempercayaimu. Tatapanmu, suaramu, ketenanganmu untukku, aku
menyukai itu. Kamu hadir menjelma menjadi mama yang cerewet, ayah yang tegas,
abang yang melindungi, kekasih yang mengerti dan teman sejati. “Bersabarlah”,
ucap rutinmu dalam balutan malam mini.
Kamu hanya perlu menunggu waktu,
sampai nanti aku akan datang dan memintamu disini. Apakah ini ucapan abadi? Aku
yakin kamu akan disini bersamaku seutuhnya. Tapi? Apakah aku harus menunggu
sampai anniv 1 monthmu dengannya? Dengan besar hati menerima bahwa banyak
ucapan datang di social mediamu bahwa kau telah menjadi miliknya. Aku hanya
ingin kamu mengerti aku tersiksa. Aku diam karena aku bertahan, tapi sekuat
apapun aku bertahan bukannya nanti akan ada dinding dan celahku yang pecah jika
terus tertekan??
Aku tau kedatanganku salah
dihadapanmu. Aku berdiri sebagai orang baru yang merebut semua perhatianmu. Tapi
sekarang akan kubuka benteng pertahananku. Jika pun nanti aku yang takkan
bertahan dalam benteng ini. Aku segera berkemas untuk kembali. Menjalani pertahananku
yang baru dalam sanubari. Mengkokohkan diri. Dan meyakinkan hati, bahwa jika
memang kehendak ilahi. Mungkin kita akan kembali. Kita akan bertemu lagi. Aku tersiksa
dengan ucapan hari jadimu sebulan ini. Mengertilah ~ aku bertahan untuk kata “Kita”
nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar