Kamis, 30 Mei 2013

Dari Berdua Menjadi Bertiga :")



Perkenalan ini memang tak berbekas seperti kertas tercoret tinta. Hanya indah dan makna yang bisa kita rasakan sama-sama. Begitu cepat kita menaruh kata teman menjadi cinta, dari perhatian menjadi kesetiaan dan dari berdua menjadi bertiga. Iya diantara dirimu dan dirinya ada aku, yang hadir di dalamnya. Memberi perhatian lebih padamu yang mengalahkan perhatiannya kepadamu. AKU MENANG!!
Jika dihitung menggunakan waktu bumi, belum genap kita berada dalam 18 hari bersama. Tanpa ada pertemuan dan tanpa ada tatapan dari sorot mata ke mata. Tak ada hal seindah ketika berteriak menyemangatimu dan aku berada dalam lingkunganku yang aku sukai tentangmu. Terlalu singkat memang, tapi siapa yang bisa membohongi perasaan tentang cinta? Iya tentang cinta. Aku tau keberadaanku bukan lah diwaktu dan di tempat yang tepat aku salah, dalam kejujuran pun aku masih salah. Tapi mereka tidak melihat dan mengerti apa yang ada di dalamnya.
Aku menikmati perjuangan ini, nanti pun kalau harus aku yang tau tentang semuanya. Dan kalau harus aku yang mngerti aku sudah siap dengan keadaan. Kamu, iya kamu yang bisa membuat aku makan di waktu yang tepat. Kamu bukan melarangku, tapi kamu memang tidak pernah mengizinkanku untuk manja. Kamu tidak pernah mengizinkanku untuk rewel dan merasa diriku tidak berguna.
Iya kamu yang datang diantara para lelaki yang ingin mendekat dan kamu sadari. Kamulah yang menyusup dan langsung menaiki podium tertinggi. Dan menyingkirkan beberapa usaha yang mereka rajuk untukku. KAMU MENANG!! Kamu berhasil mendapatkan hatiku!! Dan aku yang kalah telah memberikannya dalam waktu yang terlalu singkat hanya dalam hitungan hari dan minggu.
Jika sejujurnya aku boleh berbicara, setelah sekian lama, hari, minggu, bulan, mungkin tahun, iyaa genap satu tahun. Aku tak pernah merasakan kebahagiaan ini. Kebahagiaan tersenyum di depan ponselku menunggu dan terus menunggu sampai kabar dan genapmu datang di hadapanku.
Aku tak pernah takut menghadapi kenyataan jika kita benar-benar harus terpisah. Setidaknya semua kenangan suara dan gambarmu telah membuatku tau bahwa dulu kita pernah bersama. Kita pernah saling merindu dan menunggu. Walaupun hanya untuk bayangan semu.
Jika aku boleh berbicara ini aku dan keadaan cintaku, yang mungkin memang terlalu cepat tapi aku benar-benar merasakan adanya kamu di hatiku. Iya kamu yang hadir dalam hitungan kata bertuliskan CEPAT.

Rabu, 29 Mei 2013

Sudah Resiko KU



Sudah resikoku, jika aku harus menerima keadaan yang berbanding terbalik jika kita bersama | karena aku adalah kedua dan dia pertama.
Sudah resikoku, jika aku harus rela berbagi hati dan rasaku yang nyata aku tau | padahal aku tau kamu hanya menunggu waktu.
Sudah resikoku, jika aku diam ketika banyak yang berbicara | karena aku bukan yang harus kamu publikasikan diantara dia dan hatimu.
Sudah resikoku, jika nanti tak ada yang tau keberadaanku | karena bukannya memang tak ada yang tau selain tuhan, aku dan kamu.
Sudah resikoku, jika mereka tak membicarakan aku dneganmu | padahal kamu lebih menghabiskan waktumu untukku daripada untuknya.
Sudah resikoku, jika nanti harus aku yang pergi | mengubur mimpi dan cerita masa depan ini.
Sudah resikoku, jika nanti yang harus angkat kaki adalah aku | Karena dia pemilik tempat semestinya.
Sudah resikoku, melihat dia memainkan social media mu | sementara aku hanya jadi penikmat dan penonton di dalamnya.
Sudah resikoku, menerima semua perhatianmu | dan dia hanya menerima secerca harap yang terbuang.
Sudah resikoku, harus menunggu beberapa waktu agar semua ini menjadi terbaik dan menjadi jalan yang paling baik.
Sampai nati semua resiko berganti menjadi jarak.
Dan semua resiko berganti menjadi tawa manis yang selama ini sudah kita simpan berdua dan kita nikmati :”)

A Cup Of Coffe



A cup of coffe – dia yang mengantarkan pertemuan kita di sebuah cafe kecil yang tak banyak pengunjungnya.
A cup of coffe – dia yang mengantarkan perkenalan kita dalam sebuah balutan cappuccino hangat yang menenangkan.
A cup of coffe – terbungkus dalam suasana rintik hujan diluar cafe dan alunan lagu melodi nan merdu.
A cup of coffe – berjuta makna yang ditimbulkan olehnya diantara kita, gengsi tulus dan kepolosan yang berbeda.
A cup of coffe – harumnya saja membuat kau dan aku bersatu bersama dalam satu meja.
A cup of coffe – percakapan yang indah dengan suasana begitu mendebarkan.
A cup of coffe – tanpa kata hanya makna.
A cup of coffe – teman sejati pembawa ikatan dalam satu jalinan.
A cup of coffe – cappuccino semanis coklatnya dan sepait kopinya.

Terbalut menjadi satu dalam perkenalan kita dengan tawa dan bahagia.

Selasa, 28 Mei 2013

Berbicara INI IBU BUDI Layaknya Balita



Ketika aku lelah …

Ketika aku sudah lelah | kau datang dengan sejuta semangatmu untuk membakarku
Sejuta kata yang bisa membawaku ikut bersamamu yang berada jauh.

Ketika aku sudah lelah | kau berikan aku motivasi tentang cerita
Bagaimana membangun mimpiku sendiri diatas kenyataan ini.

Ketika aku sudah lelah | kau yang hadir, datang tanpa ku undang dan tanpa undangan
Memberi janji pada dirimu sendiri yang harus kau tepati.

Ketika aku sudah lelah berjuang | kau yang memberikan impian
Bahwa waktu akan cepat kita lewati bila kita berdua bersama.

Ketika aku sudah lelah menyerah | rangkulmu yang menenangkan
Memberi satu kepastian bahwa akan baik-baik saja.

Ketika aku sudah lelah berbicara | kau yang berbicara tentang keadaan
Melalui bahasa isyarat yang tak pernah bersyarat.

Ketika aku sudah lelah melihat | tuntunmu yang menunjukkan jalan
Aku harus terus berjuang untuk diriku sendiri bukan untuk orang lain.

Ketika aku sudah lelah menunggu | kau yang menyulap waktu secepat kilat
Membuat senja cepat berganti malam dan ufuk cepat berdiri tegak.

Ketika aku sudah lelah menerka | kau yang memberi penjelasan
Seperti mengajari berbicara “Iya I N I - I B U - B U D I” layaknya kanak kanak balita.

Ketika aku sudah lelah | masa depan yang kau ciptakan dalam khayalan
Cerita tentang kita yang kau perjuangkan.

Ketika kita sama-sama lelah | semoga TUHAN yang menuntut kita bertahan :”)

Kamis, 23 Mei 2013

Kita, Jarak, Waktu dan Khayalan Masa Depan - Rizka Azzahra



NB : Hei blogger, “noted” ini kali ini bukan Dea yang menulisnya. Tapi ada salah satu teman Dea yang harus melawan jarak dan rindu karena perbedaan tampat dan waktu. Mungkin tak semua insan bisa menjalani hubungan yang dinamakan Long Distance Relitionship ini. Bahkan ada banyak diantara mereka yang bisa menyalah gunakan kepercayaan yang pasangan mereka berikan. Tapi bagi dee, semua itu tergantung kita yang menjalani dan melakukannya. Dan sahabat baru dee ini yang mengajarkan tentang Long Distance dan harapan tentang masa depan.
Ditulis Oleh Sahabat Baruku gadis berjilbab Rizka Azzahra
Teruntuk Pangeran yang Jauh di Timur sana, Enjoy reading ^^

Selamat pagi, selamat siang dan selamat malam pangeranku.

Apa kabar kamu hari ini? Sedang apa, dimana dan dengan siapa? Apakah kamu merindukanku? Iya aku mungkin yang merindukanmu. Sepertinya kamu sudah bosan dengan semua pertanyaan ku itu setiap harinya dan jujur aku pun merasa bosan menanyakan itu setiap harinya. Memang semua itu membosankan, kita hanya saling bertukar kabar dan cerita tanpa ada kontak nyata "kita" dalam sebuah cerita. Dalam sebuah kehidupan nyata bukan melalui perantara.

Jarak memang terkadang punya peran yang sangat jahat.

Dia terus menikam dengan berjuta-juta rasa rindu setiap harinya, sampai terkadang aku muak dengan rinduku sendiri. Entah kapan rindu ku dan rindu mu akan bertemu dalam sebuah pelukan nyata, bukan hanya dalam bayangan dan emoticon atau beberapa kata yang kita ungkap melalu sebuah benda kecil bernama handphone. Ahh, aku jadi pemuja handphone untuk tau tentang kabarmu.

Maaf kalau kini emosi ku makin labil dan kadar ke egoisan ku meningkat.

Tapi ketahuilah itu adalah bentuk lain dari pelarian rindu yang tidak kusadari dalam emosiku. Aku tidak tau mengapa rindu kini sering berubah menjadi emosi dan kecemburuan yang berlebihan, apa karena kadar rinduku yang sudah sangat tinggi ataukah aku yang sudah mulai lelah dengan semua ini.

Tapi lagi-lagi kamu selalu punya cara untuk menguatkan ku, menahan ku sampai aku merasa mampu bertahan dengan mu. Dengan semua keadaan dan jarak yang begitu menyiksa.

Terimakasih pangeranku telah menguatkan dengan kata-kata bijak mu yang begitu menenangkan, dengan canda mu yang memecah kemarahanku dan janji-janjimu yang membuatku sering berhayal tentang masa depan. Masa depan yang kita karang indah berdua.

Memang terlalu dini bagi kita untuk merancang masa depan.

Aku belum begitu mengenalmu dan aku rasa kamu pun begitu, tapi entah kenapa kamu sering membisikkan ku tentang masa depan. Mengajakku terbuai dalam khayalan ke masa depan. Tentang kita, tentang mimpi kita berdua. Yaa, aku dan kamu.

Bukan sekali dua kali kau bercerita tentang lamaran dan pernikahan.

Aku bahkan sampai tidak bisa lagi menghitungnya. Semudah itukah kita bisa melewati waktu yang tak bisa kita hitung dan tidak bisa kita hentikan datangnya kapan.

Panggeran ku berhentilah membisikan ku tentang masa depan, berhentilah membuat ku berkhayal tentang hidup ku yang bahagia denganmu dan buah hati kita.
Aku tidak ingin semua khayalan ini hanya akan menjadi sebuah khayalan saja. Jalani saja dulu semua ini sampai kita sudah merasa mampu untuk melalui semua, aku yakin Tuhan pasti punya jalan yang terbaik untuk kita.

Biarkan sekarang kita berjuang melawan jarak dan waktu.
Biarkan sekarang kita terpaut rindu hingga emosi membiru.
sampai pada akhirnya Tuhan tau dan yakin.

Bahwa kita mampu bertahan dan ditempatkan disebuah podium kemenangan yang bernama “Pernikahan”.

Hay Pangeranku, air dan tanah yang telah memisahkan keberadaan kita :’)