ini cerita tentang mereka. mereka yang adalah korban keegoisan jarak dan ketidakberdayaan waktu. mereka, yang tidak aku kenal dengan baik.
mereka terheran dengan kehebatan mereka. sudah berjalan sejauh ini. bersama. berdua. di tempat yang berbeda.
mereka tak tampak lelah. berjuang melawan jarak dan waktu yang hadir
sebagai pihak ketiga. menjadikannya kekuatan untuk terus bertahan.
mereka tidak seperti pasangan lain yang dengan mudahnya saling
menggenggam, saling bertatap muka. melewati hari-hari bersama.
berdekatan.
bahkan tak dapat berdiri berdampingan ketika dengan tiba-tiba kesedihan
menghampiri, sekedar mengusap punggung untuk menenangkan. tidak semudah itu.
mereka unik. tak sabar menunggu malam ketika senja menjelang.
untuk saling menyapa, menyuarakan rindu. berbagi cerita tentang indahnya
hari ini, mungkin juga tentang betapa tak berbelakasihannya jarak itu.
apa saja. walau hanya sebatas telepon genggam.
mereka hampir tak peduli ketika banyak yang terheran melihat mereka
tersenyum, tertawa, bahkan menangis memeluk telepon genggam. mereka juga
tak memikirkan lingkaran hitam mata panda yang dengan setianya terlukis
di wajah mereka, akibat kurang tidur karena keasyikan bercerita. mereka
tak peduli. setidaknya ketika mereka sudah saling mengungkap rindu. itu lebih dari cukup. percayalah.
dalam setiap langkahnya, mereka tak luput mengucap doa. seperti yang sering mereka suarakan, "mendoakan berarti memeluk dari jauh". sesederhana itu.
iya, jalinan seperti itu begitu hebat. mengajarkan mereka tentang
mahalnya kesetiaan yang sekarang begitu susah didapatkan. tentang
pengertian yang luar biasa terhadap jarak dan waktu. tentang
kepercayaan. tentang pengorbanan. tentang perjuangan.
menuntut mereka untuk terus bertahan. hingga waktunya tiba, mereka
saling bergenggaman erat dan membuat dunia cemburu. menginjak titik
akhir.
aku percaya tentang kekuatan rasa itu. aku percaya masih terdapat
segelintir orang yang sedang berjuang, bertahan, belum kelelahan.
seperti mereka, dengan kisah manis yang begitu sederhana. mereka, yang
tidak aku kenal dengan baik.
tetaplah saling memperjuangkan. aku percaya, merekalah yang pada
akhirnya akan tertawa bahagia, mengusap air mata yang sudah terlalu
banyak terbuang karena keegoisan jarak dan ketidakberdayaan waktu.
aku percaya, mereka sanggup.
karena mereka saling menyayangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar