Jumat, 14 Februari 2014

Kamu yang kubawa nanti

Dear suatu masa yang bernama entah,

Jika cinta adalah sebuah setia.
Ku pastikan satu nama yang akan ku pilih untuk ku abadikan dalam diri.
Ku bawa hingga raga lusuh telah terbalut putih sebuah senyuman abadi.

Cinta sejati, ku pinta kamu yang akan ku bawa nanti.

With love,
Pengharap seorang kamu untuk kujadikan abadi.

Rabu, 12 Februari 2014

Jadi, masih mau bilang kalau sabar ada batasnya?



Bagaimana kita bisa sabar kalau semua yang kita inginkan dan kita harapkan secepat itu di kabulkan Tuhan.

Iya, Tuhan maha tahu semua yang terbaik untuk kita. Dari ujung kaki hingga ujung kepala *ahh berasa lagu* dari semua hal yang kita inginkan masih dalam benak. Dan semua yang kita inginkan dalam pengupayaan atau sedang kita usahakan.

Sabar. Pengartian sabar luas sekali, dari sabar menghadapi aktivitas sehari-hari. Sabar dengan kerjaan atau aktivitas belajar. Sabar menerima cobaan dan ujian yang diberikan Tuhan. Padahal disitu mungkin Tuhan ingin melihat bagaimana rasa bersyukur kita pada Tuhan dan bagaimana kita bisa bersabar menunggu satu per satu step yang bisa kita lewati untuk menuju kehidupan yang lebih baik lagi.

Mungkin ini pembahasan baru di blog.
Tulisan yang biasanya mungkin berupa puisi, jarak dan cerita lainnya. Mungkin sekarang sedikit berubah menyimpang. Tenang, nanti masih bakalan ada bahasan sedikit tentang jarak :D hhehe.

Ujian sabar dari Tuhan luas sekali. kita sering kali menhujat Tuhan ketika apa yang kita inginkan tidak dan belum tercapai. Kadang juga  apa yang kita inginkan diganti dengan apa yang Tuhan berikan. Sadarkah kita kalau itu juga ujian kesabaran Tuhan?

Seringkali hal-hal kecil yang seharusnya kita syukuri selalu kita ingkari keberadaannya. Tuhan maha tau yang terbaik untuk umatnya, untuk kita. Jadi jika apa yang kita inginkan, kita minta dalam doa, belum terkabul dan belum di ijabah Tuhan. Mungkin hal itu tidak baik untuk kita. Atau bahkan rencana Tuhan sedang ingin menggantinya dengan yang lebih baik lagi.

Sabar menungu orang terkasih datang juga ujian sabar kan? :D
Bagi sebagian pemilik hubungan jarak jauh, kadang sabar mereka artikan dalam keteguhan hati menunggu waktu tepat yang diberikan Tuhan untuk bertemu. Mungkin dalam benak ada rasa iri di sekeliling banyak yang dekat dengan pasangan. Tapi sadarkah kita dibalik itu semua banyak yang Tuhan berikan untuk kita dalam lipatan jarak.

Sabar itu memberikan kita waktu untuk berfikir dewasa. Bagaimana seharusnya kita bersikap. Berfikir panjang untuk menentukan sejauh apa sabar itu kita atur dalam diri kita untuk menyikapi sesuatu.
Sabar itu pasti berbuah indah. Tanpa kalian tau, Tuhan mungkin sedang tersenyum melihat kita mampu mensyukuri segala apa yang diberikan-Nya.

Eits, menahan rindu dalam pertemuan yang tak kunjung ada dan datang itu juga menguji kesabaran kita loh. Kadang kita seenaknya menyela Tuhan tak adil tak memberikan pertemuan secepat yang kita inginkan. Tapi tanpa kalian sadari, Tuhan sengaja memisahkan dan membuat pertemuan kita yang lebih indah.

Jadi, masih mau bilang kalau sabar ada batasnya? Kalau masih ada batasnya berarti kita belum sabar dengan ikhlas :D

Selamat siang matahari yang sedang di atas putaran bumi yang ku pijak.

Djogjakarta, beberapa hari silam

"Berikan semua restu-Mu adakan. Izinkan kita melewati suka dan duka bersama. Jaga dia saat ku tak di sampingnya. Tuhan, sampaikan kita pada lembaran yang sama."

Pada akhirnya restu datang tanpa diminta …



Pada akhirnya restu datang tanpa diminta …

Bukankah semua sengaja diperjuangkan untuk tau jika yang terbaik yang akan selalu bertahan. Naluri seorang tua pasti benar adanya, bukan di karenakan rasa percaya. Tapi Tuhan sedikit lebih mendengar banyak, pada mereka yang sudah mengerti manis dan getirnya dunia.
Ini sepenggal yang dinamakan garis dimana semuanya sudah tersusun dalam cerita yang sedang dan hendak diperjuangkan bersama.

Pada jarak, jika dia menitipkan sebuah cerita yang selalu di kehendaki bersama. Diperjuangkan bersama bukan diperjuangkan sepihak saja. Pada jarak seharusnya dia mengerti jika ini bukan alasan untuk saling menyakiti dan mengkhianati. Jika sudah dipantaskan untuk menjadi satu dari yang terbaik untuk diperjuangkan. Seharusnya semua akan berjalan seperti rencana Tuhan.

Kenalkan, namaku Haura. Aku sedang memperjuangkan kata bertuliskan ‘Restu’ pada hubungan kami. Dengan alasan jarak semuanya seakan neraka bagi pendengar hubungan yang sedang ku jalani.
Toh nyatanya aku malah sebahagia ini. Aku mengenalkan diri sebagai seorang yang sedang menunggu pangerannya di ujung matahari pagi.

Iya, jarak beratus kilometer ini menjadi alasan pertama dan terakhir bagi mereka yang seakan tertawa sinis mendengar kami datang berdua. Seharusnya ini tak bisa dibiarkan, siapa yang menjadi pemeran utama dan pelakunya-lah yang seharusnya tau apa yang akan dirasakan sekarang dan nantinya.

Pada jarak mereka menganggap jika semuanya itu takkan bisa berlangsung bahagia selamanya. Mereka salah!

Hingga pada suatu pagi, seorang tua sedang duduk disampingku. Dia mendengarkan semua rincian kehidupanku yang akan ku gores pada usia-usiaku yang semakin bertambah setiap hari.
Begini, jika bahagiaku harus terpaut jarak. Apa aku harus mundur atau melompat untuk dekat dan melipat jarak. Atau malah bahagiaku harus aku kubur karena jarak akan mematikannya pelan-pelan?

“Nak, bahagiamu adalah bahagia kami. Jika kamu menginginkan dia yang sudah berjarak sebelum Tuhan mempertemukan kalian. Bertahanlah, berjuanglah, buktikan pada mereka dan dunia yang sedang menertawakanmu. Katakan pada mereka, jika ini adalah bahagia yang sedang kamu buktikan. Tidak usah ragu dan takut. Tua yang sudah renta tanpa bisa apa-apa ini akan selalu mendukungmu. Dengan tangan yang sudah tidak kuat menahan apapun selain menengadah doa untukmu pada sang Maha Kuasa,” dengan usapan lembut dia berbicara.

Ketika bahagia sudah kau perlihatkan pada mereka yang takut akan sengsara. Lihatkanlah Restu mengalir dalam perjuangan tanpa diminta. Tuhan adalah bukti jika Cinta tak mengenal apapun selain karena Tuhan-nya.


Selamat melipat jarak dan berjuang kembali, untuk satu restu yang sudah kau kantongi.

Minggu, 02 Februari 2014

Tanpa Campur Tangan Tuhan



Kamu tau? Bagaimana caranya aku melipat jarak.
Bernyanyi seolah kamu mendengarkan aku disampingku.

Kamu tau? Bagaimana caranya aku melihat rembulan malam.
Menatap langit seolah kamu berbaring disisiku.

Kamu tau?? Bagaimana caranya aku memohon pada Tuhan.
Mempaparkan semua pinta seolah Tuhan sedang mencatat yang ku ucaokan.

Kamu tau sekarang?

Mata itu adalah tatapanmu yang sedang disembunyikan Tuhan.

Telinga itu adalah dengarmu yang selalu mengertiku setiap waktu.

Bibir itu adalah nasihatmu yang menuntunku selalu

Tanpa campur tangan Tuhan,
Jarak antara aku kamu dan cinta takkan pernah bisa menyatu …

Selamat siang harapan,
Cepat kembali ke kotaku

Tertanda
Seorang pecinta di sebuah kota