Rabu, 30 April 2014

Sekuat Apapun Tidak Akan Bisa Utuh Kembali

Tadi siang ngeliat unggahan picture di path temen. Kurang lebih begini …

“Kalau piring itu sudah kamu pecahkan, kamu jatuhkan kebawah. Seribu, sejuta dan semilyar kali kamu minta maaf pun piring itu tidak akan bisa menjadi utuh kembali. Kalau pun kamu usaha untuk menyatukannyaa piring itu akan memiliki bagian yang tidak akan pernah bisa kembali disatukan. Entah hilang atau terlalu kecil untuk di susun kembali,” – dengan pengartian sendiri.

Salah itu tempatnyaa punya manusia dan benar sempurna itu punya Tuhan. Tapi bukan kita selalu disalahkan dan tidak ada pembenaran.
Kalau piring gelas sudah pecah ya tidak akan pernah mungkin utuh kembali. Sama seperti dikecewakan. Sekuat apapun kita menahan untuk tetap tersenyum tanpa sakit. Sekuat apapun kita menahan agar tak muram. Dan sekuat apapun kita berperilaku agar tak membenci. Pasti ada kalanyaa semua rasa itu akan muncul di hati.

Hati sudah menguatkan, berprinsip bahwa takkan pernah kecewa walau sudah dikecewakan. Takkan terluka walau sudah dibohongi. Takkan pernah membenci walau sudah dilukai. Dan takkan pernah merasa dendam walau selalu terbayang apa yang sudah dilakukan. (Rada lebay sih…)

Coba berkaca di depan cermin. Pernah melukai? Pernah mengecewakan? Pernah melukai? Pernah membenci? Atau pernah mendendam? Pernah. Semua pernah, bahkan sering kali ada hal yang kita anggap benar masih ssalah menurut kacamata orang lain. Ya malah kadang kita lupa bahwa kita pernah seperti itu.

Hati, sekuat apapun, setegar apapun segarang apapun. Tetap, tetap akan memliki part sendiri untuk merasa kecewa. Seperti piring yang sudah pecah. Maaf yang kamu berikan mungkin akan menghapus airmata yang akan menetes dipipinyaa. Tapi takkan pernah bisa menghapus retak dihatinyaa.
Permohonan yang kamu berikan mungkin akan memberi senyum di bibirnyaa. Tapi takkan pernah bisa mengembalikan kecewa yang sudah tertulis didadanyaa.
Ucapmu tulusmu janji dan lain sebagainyaa mungkin akan memberikan rasa kepercayaan dia kembali padamu. Tapi tetap akan memberi kata was-was curiga dan lain sebagainya dihatinyaa.
Tak bisa kembali seperti semula, takkan bisa sempurna kembali.

Jadi? Masih mau mengecewakan orang lain?

Kalau aku sih NO :D 

Rabu, 16 April 2014

Semuanya Ajaa Pamitan

Yap ‘Semuanya ajaa pamitan’ adalah salah satu tweet yang aku posting beberapa waktu yang lalu. Tweet itu cerminan hati sih sebenernya, tjiehlah. Ini bukan tentang membedakan. Tapi tentang kebersamaan yang dirasa dulu ngga mau ditinggal pergi.

Berkenalan beberapa tahun yang lalu. Sekarang benar-benar sudah merasakan yang namanyaa ‘sayang’ sama orang-orang yang ada di dalamnyaa. Mereka memang baru beberapa tahun ini ku kenal, tapi kadang tingkah dan laku kami yang selalu dirasakan begitu erat membuat beberapa orang yang ada di dalamnyaa harus disini ngga boleh kembali.

Beberapa tahun lalu satu persatu dari teman-teman yang ku panggil kakak meninggalkan kota ini. Mereka memang bukan penghuni tetap kotaku, hanya mahasiswa rantau yang sedang menuntut ilmu disini. Mereka baik, bahkan sudah aku anggap sebagai kakak-kakak sendiri. Cuma sepakbola yang memperkenalkan kami.

Satu persatu dari mereka pergi, kembali. Untuk melanjutkan hidupnyaa lagi,
Yah namanyaa ada pertemuan juga ada perpisahan. Ya sama kayak saat ini. Mereka sudah selesai disini jadi ya mereka harus kembali. Tapi entah waktu di pamitin kok yaa rasanyaa sedih.
Hhehe.

Ada yang bilang lebay, mungkin ada. Tapi yang bilang begitu mungkin ngga tau rasanyaa sudah akrab dan sudah menganggap mereka seperti kakak kita. Dari tertawa bersama sampai konflik pun mungkin ada. Dan beberapa kakak lagi di pastikan tahun ini meninggalkan kami, meninggalkan kota Malang ini. Walau akhir ini jarang terlihat dan bertemu tapi kami masih sering berinteraksi.

Ini ceritanyaa sedih beneran di pamitin sama salah satu kakak yang menyakinkan aku buat berhijab. Mungkin kalau dia ngga ikut nasehatin beberapa tahun lalu Amel belum berhijab seperti ini. Hehhe. 

‘Semuanya ajaa pamitan’
Sampai jumpa di lain waktu kak, jangan lupain Amel. Nanti kita pasti ketemu lagi. Banyak foto dan kenangan yang sudah disimpan rapi. Janji berkunjung kesini yaa :”

Dedicated to :
Kakak-kakak yang kembali ke tempat asalnyaa.

Rabu, 09 April 2014

Kembali Lagi

Berjarak kembali, melipat semua dekap dalam balutan malam-malam yang sepi. Berteman dengan gadget dan internet lagi. Mengulang temu menjadi pisah. Janji kembali yaa, sampai nanti semua akan indah pada waktunyaa. Sampai jumpa. Malang, 7 April 2014. 

Tertanda, 
Penunggu Rindu