Dilambang alunan kau bertahan ditengah gelap yang ku
bayangkan.
Obor menyala ditangan kirimu, kananmu gapai aku yang
lumpuh.
Kesatria tanpa nama dan wajah sendu, kau luluhkan
egoku.
Paksaku untuk berlari bukan berjalan, berteriak
bukan berbicara.
Pasang wajah indahku bukan muram seperti layu.
Ayat kau bacakan bukan nyanyian kehilangan.
Biarkanlah waktu berbicara tentang kesetiaan.
Kau yang hidup entah berapa abad lagi beriku doa
teramat suci.
Pengubah hari pengunggah mimpi, termasuk terpatri
dalam sanubari.
Lihat, tengok aku.. Inilah segala kurangku..
Kau masih disini menyalakan api penerang jalan yang teramat sempit dan panjang.
Datangi lagi dan rangkulku dalam gelap.
Ayatmu mengantarkanku pada persinggahan jalan.
Mengayunkan tangan kanan, berucap selamat jalan.
Tak ada yang terpisah antara batinku dan jiwamu.
Selalu kudengar kau berbisik di antara isakan orang.
"Tenanglah, aku membuka jalanmu disini. Menatap setiap ayat dan mengalahkan ego didalamnya".
#Terus nangis disamping makam :"( kamu kesetiaan abadi#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar