Dilambang alunan kau bertahan ditengah gelap yang ku
bayangkan.
Obor menyala ditangan kirimu, kananmu gapai aku yang
lumpuh.
Kesatria tanpa nama dan samar wajah , kau luluhkan
egoku.
Paksaku untuk berlari bukan berjalan, berteriak
bukan berbicara.
Pasang wajah indahku bukan murum seperti layu.
Ayat kau bacakan bukan nyanyian kehiangan.
Biarkanlah waktu berbicara tentang kesetiaan.
Kau yang hidup entah berapa abad lagi beriku doa
teramat suci.
Pengubah hari pengunggah mimpi, termasuk terpatri
dalam sanubari.
Lihat, tengok aku.. Inilah segala kurangku..
Yang mencoba bangkit demi terang yang menjanjikan
senyuman.
Kuat, karang kau penopang segala indahnyaa.
Datangi lagi dan rangkul dalam gelap.
Setidaknya aku bisa
lebih bertahan dari ini.
dalam nama dalam doa dalam raga, bukan jiwa .. hanya kerelaan dan Allah yang meridhoinyaa ..
seribu empat ratus enam puluh hari lagi ,jika tak berarti ..
dikenang menjadi pelipur abadi ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar