“Kau yang sedang duduk disana, dengan siapa dan
berada dalam ilmu yang entah bisa ku gapai lama.
Aku menginginkan kehadiran mu lagi dalam sosok
bayanganku.
Setidaknya aku sudah berusaha untuk semuanyaa
memperbaiki diriku hingga menutup mataku untuk segala hal yang telah aku
lakukan salah. Tapi tahukah kamu?
Keadaanlah yang membuat aku harus seperti ini,
mungkin memang engkau dan aku berbeda jauh.
Sudahlah tidak akan ada lagi harapanku bersamamu.
Cukup sudah sampai disini, terlalu mengkhayal
mungkin jika memang aku harus menguburmu dan berharap dalam dari hatimu, aku
juga berharap sudah sampai hari ini saja.
Sampai malam kemarin saja. Aku sudah terlalu lelah
juga menangis.
Aku menangisi dalam hati dan mimpi saja. Maafkan aku
yang sudah merusak impianku sendiri oleh angan tentangmu.
Aku aku aku segera melupakan segala keinginanku
untuk bersamamu dan segera melupakan semuanyaa.
Meluruskan kembali niatku tentang MIMPI dan
CITA-CITA itu,
Bukan tentang kamu,
jika Allah mempertemukanku dan mengingatkanku
kembali
Itu bukan rasa yang seperti ini,
Tapi kematangan hati kedewasaan diri ilmu dan agama
yang cukup untuk menjadi pendamping abadi.
Semuanya harus tersudahi atau akan larut mati”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar