Pada siang yang terang benderang tanpa pijar bintang
Pada kaula yang menjelma tanpa aba-aba
Kau berada dalam titik penerang paling atas yang
kutemukan
Melebarkan senyuman pada sekitar awan yang terasa
berubah warna
Aku lupa kapan terakhir mengeluh pada Tuhan
Yang ku ingat aku sedang sibuk bersyukur Tuhan beri
aku bintang
Bintang yang tau kapan muncul dan membuatku girang
Atau yang tau kapan jatuh agar aku membuat nyata
pengharapan
Tapi bintangku disimpan Tuhan dalam kejauhan
Seperti labirin di dinding-dinding yang bernamakan
hati
Tak dapat kusentuh dengan jari jemari
Jika jarak sedang mengapak diantara rindu dan
penghamburan rasa kami
Seperti huruf yang kurangkai menjadi kata
terimakasih
Kau datang menjadi pelukan dalam kedinginan dan
menjadi air dalam kebakaran
Kau tau, kau adalah alasan dari senjaku yang begitu
indah
Kau tau, kau adalah malam yang selalu ku hitung
dalam pertemuan
Karena kau yang akan menceritakan pada Tuhan tentang
pagi, siang, senja dan malam yang akan kita rangkai hingga akhir zaman
Terlalu percaya diri?
Atau aku terlau menantang?
Bukan, aku hanya
percaya
Jika aku bertahan,
Tuhan takkan tinggal diam.
Dia memberikan apa
yang kita perjuangkan.
Sama seperti
ketulusan akan terganti dengan ketulusan yang sama.
Dan Tuhan maha
memberi kebahagiaan yang tak terkira.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar