Rabu, 25 September 2013

Siang Benderang Tanpa Bintang



Pada siang yang terang benderang tanpa pijar bintang
Pada kaula yang menjelma tanpa aba-aba
Kau berada dalam titik penerang paling atas yang kutemukan
Melebarkan senyuman pada sekitar awan yang terasa berubah warna

Aku lupa kapan terakhir mengeluh pada Tuhan
Yang ku ingat aku sedang sibuk bersyukur Tuhan beri aku bintang
Bintang yang tau kapan muncul dan membuatku girang
Atau yang tau kapan jatuh agar aku membuat nyata pengharapan

Tapi bintangku disimpan Tuhan dalam kejauhan

Seperti labirin di dinding-dinding yang bernamakan hati
Tak dapat kusentuh dengan jari jemari
Jika jarak sedang mengapak diantara rindu dan penghamburan rasa kami

Seperti huruf yang kurangkai menjadi kata terimakasih
Kau datang menjadi pelukan dalam kedinginan dan menjadi air dalam kebakaran
Kau tau, kau adalah alasan dari senjaku yang begitu indah
Kau tau, kau adalah malam yang selalu ku hitung dalam pertemuan

Karena kau yang akan menceritakan pada Tuhan tentang pagi, siang, senja dan malam yang akan kita rangkai hingga akhir zaman

Terlalu percaya diri? Atau aku terlau menantang?
Bukan, aku hanya percaya
Jika aku bertahan, Tuhan takkan tinggal diam.
Dia memberikan apa yang kita perjuangkan.
Sama seperti ketulusan akan terganti dengan ketulusan yang sama.
Dan Tuhan maha memberi kebahagiaan yang tak terkira.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar