#PeopleAroundUs – DAY1 , Jogjakarta,
Supporter dan Tuhan.
Tanggal 28 Agustus 2013 lalu, saya singgah di sebuah café
untuk beristirahat sejenak setelah perjalanan jauh dari Malang – Surabaya –
Jogjakarta. Tepat sekitar pukul 7 pagi saya sudah beristirahat dan membersihkan
badan setelah perjalanan semalaman. Terlihat di café itu sudah riuh dan ramai sekali
banyak pemuda pemudi yang berkumpul untuk mengistirahatkan diri dan
bercegkerama dengan sesama. Saya pun ikut riuh di dalamnya dengan bercanda tawa
dengan mereka yang saya kenal.
Tujuan saya ke sini untuk
mendukung salah satu klub lokal yang akan bertanding di stadion Jogja pada sore
hari. Dari pagi sampai siang meninggi masih terlihat mereka semua sibuk dengan
diri sendiri dan sibuk dengan segala aktivitas untuk sore hari. Sementara saya
sibuk mengisi perut dan merebahkan badan yang sudah mulai lelah.
Matahari sudah mulai
meninggi, jam di pergelangan tangan sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB lebih,
tepatnya adzan Dhuhur sudah berkumandang sayup-sayup terdengar diantara
teriakan dan suara bising jalan raya yang berada disamping kanan.
Beberapa pemuda sibuk dengan atribut dan
cengkrama perbincangan yang memunculkan tawa. Disatu sisi café, di depan saya
merebahkan badan, sekelompok pemuda sedang menjauh dari tempat dia berkumpul
dan melakukan perbincangan dengan saya. Ada yang sibuk membongkar tas, sibuk
mencari sandal dan sibuk menarik dan menyuruh temannya untuk segera menuju
kamar mandi. Saya masih sedikit terheran, hendak apa mereka.
Hingga setelah semua pergi
menjauh dari tempat saya berkumpul tadi mulai datang dengan wajah basah dan
badan yang terbasuh air wudhu. Rupanya mereka menyempatkan diri untuk melakukan
kewajiban sebagai muslim. Mereka menyempatkan diri melakukan tugas Tuhan. Dalam
hati dan benak saya lalu berbicara, ternyata disela kesibukan mereka, ketika
sebagian pemuda lain masih asik berbincang dan masih asik bercanda tawa dengan
pemuda lain. Mereka melaksanakan sholat Dhuhur berjamaah.
Bukan di sebuah masjid
besar, di mushola kecil atau di petak kamar yang sunyi dan bisa mengkhusyukkan
mereka menghadap Tuhan. Hanya di sebuah pelataran café dan beralaskan ala
kadarnya peralatan untuk melakukan sholat. Nilai plus buat mereka yang masih
sempat melakukannya sholat berjamaah bersama teman lainnya. Mereka masih
menyempatkan diri ditengah Anggapan orang bahwa sekelompok pendukung klub
sepakbola biasanya sudah terlena dengan dunianya. Dan melupakan kewajibannya
pada Tuhan. Tapi ini semua salah. Foto ini saya ambil (dengan
sembunyi-sembunyi) ketika mereka melakukan sujud sholat. Jika ada yang
bertanya, apa alas yang mereka gunakan untuk melakukan sholat. Sajadah panjang
kah, sebuah karpet atau sebuah tikar untuk sujud? Tidak, mereka semua tidak
menggunakan itu. Mereka hanya mengalaskan atribut syal dan beberapa handuk
kecil untuk pengganti sajadah ketika sujud. Saya kagum pada mereka :”) mereka
masih sempat berbicara dan bercerita pada tuhan sebelum melakukan hal yang bisa
disebut hobby mendukung tim atau klub sepakbola local sebagai supporter.
Bukan berarti saya
menganggap kelompok atau orang lain mengabaikan kewajibannya, mungkin ada yang
beragama lain atau sedang tidak mengerjakan sholat. Bukan juga saya mengatakan
bahwa mereka lupa mengerjakannya. Tapi disini yang saya temui dan saya lihat
dengan dua indra penglihatan saya bahwa merekalah yang sedang mengerjakan
kewajiban Tuhan. Keren kak :”)
#PeopleAroundUs proyek kak @aMrazing , hari pertama - @DeaAmeelia 11 September 2013
Bagus :"))
BalasHapus