Senin, 25 Maret 2013

Dear Kesatria Pemimpin Imanku




“Dear Kesatria Pemimpin Imanku,
Bagaimana kabar baikmu hari ini? Baik saja atau begitu istimewa?
Aku masih merindukanmu dalam setiap lantunan doa selepas sujudku.
Bagaimana kepemimpinanmu dalam islam? Semoga engkau tetap dimudahkan.
Aku masih sering menjadikanmu sosok tatapan yang penuh arti kehidupan.

Dear Kesatria Pemimpin Imanku Nanti,
Lama sudah aku tak menemuimu dalam gelapnya mimpi,
Aku tak menemui tegurmu untuk satu khilaf dan salahku,
Sudah tak pernah lagi berjumpa dengan sosok hangatmu,
Sudah hilang mungkin cara mendatangi setiap mimpiku.

Dear Kesatria Pemimpin Imanku Nanti,
Yang aku tau tentang kamu hanya impian yang tak kekal,
Aku menyelipkan namamu disetiap doa dan sujudku,
Ketika Allah mendengar aku berharap ia menyetujuinya.
Aku tau engkau pemimpin terbaik dalam rumah tangga kita nanti,

Dear Kesatria Pemimpin Imanku Nanti,
Aku begitu merindu ketika mencuri kesempatan untuk memotretmu
Merindu juga dikala aku terburu memakai jilbab di mimpi itu,
Atau aku juga merindukan ketika aku bisa melihat atau mendengar ucapmu,
Payahkah aku, perasaanku yang tak bisa mengendalikan asa tentangmu.

Dear Kesatria Pemimpin Imanku Nanti,
Aku begitu mendambakan dan berharap engkaulah yang akan duduk bersamaku dimasa tua nanti
Engkau yang akan bersalaman dengan ayah dan mengucapkan janji suci itu.
Engkau yang akan menginjak telur di depan dekorasi dan kakimu yang akan kubasuh nanti.
Aku yang akan membuatkanmu teh dikala kau sahur nanti.

Dear kesatria Pemimpin Imanku Nanti,
Aku ingin kau mengisi jemariku yang masih kosong ini,
Mengganti gurat sedih dan gundahku dengan candamu,
Mencoba membuat aku dan engkau menjadi kita,
Membuat bahagia kedua orang tua kita dan anak kita nanti.

Dear Kesatria Pemimpin Imanku Nanti
Ketika nanti kau menggapai masa jayamu
Menggapai masamu yang begitu gemilang
Sementara aku masih dalam masa yang entah sampai kapan aku begini
Engkaulah salah satu alasanku bertahan setelah mama dan ayah

Dear Kesatria Pemimpin Imanku Nanti
Entah nanti ayah akan memberikan senyum untukmu atau malah memberikan tatapan sinis
Aku ingin kamu yang pertama kali menyatakan keseriusanmu untuk meminangku
Kamu yang menjadi lelaki pertama yang ayah kenalkan sebagai imamku di keluarga
Denganmu aku akan menjadi istri yang berbakti kepada suami

Dear Kesatria Pemimpin Imanku Nanti
Sepertinya sedikit mimpi dan keinginanku harus ku kemas dalam peti
Kulihat kesibukanmu mengurusi negeri ini masih sangat jauh untuk memikirkan aku ini
Aku ingin membawamu sebagai lelaki pertama yang ayah berikan nasihat untuk menjaga anaknya ini.
Aku ingin lelaki itu kamu, iya kamu, yang akan menjadi imamku ketika adzan berkumandang nanti.

Dear Kesatria Pemimpin Imanku Nanti,
Datanglah dimimpi dan lamunanku lagi,
Tegur aku yang sudah mulai terlena akan dunia ini kembali,
Hey lelaki yang Allah ciptakan di bumiku ini,
Aku menunggu ketika Allah menyerukan bahwa aku adalah sebagian tulang rusukmu yang takkan tertukar bagaimana pun adanya nanti.

Dear Kesatria Pujaan hati, pembawa surga bagi keluarga kecilku nanti :)".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar