“Dear
Kesatria Pemimpin Imanku,
Bagaimana
kabar baikmu hari ini? Baik saja atau begitu istimewa?
Aku
masih merindukanmu dalam setiap lantunan doa selepas sujudku.
Bagaimana
kepemimpinanmu dalam islam? Semoga engkau tetap dimudahkan.
Aku
masih sering menjadikanmu sosok tatapan yang penuh arti kehidupan.
Dear
Kesatria Pemimpin Imanku Nanti,
Lama
sudah aku tak menemuimu dalam gelapnya mimpi,
Aku
tak menemui tegurmu untuk satu khilaf dan salahku,
Sudah
tak pernah lagi berjumpa dengan sosok hangatmu,
Sudah
hilang mungkin cara mendatangi setiap mimpiku.
Dear
Kesatria Pemimpin Imanku Nanti,
Yang
aku tau tentang kamu hanya impian yang tak kekal,
Aku
menyelipkan namamu disetiap doa dan sujudku,
Ketika
Allah mendengar aku berharap ia menyetujuinya.
Aku
tau engkau pemimpin terbaik dalam rumah tangga kita nanti,
Dear
Kesatria Pemimpin Imanku Nanti,
Aku
begitu merindu ketika mencuri kesempatan untuk memotretmu
Merindu
juga dikala aku terburu memakai jilbab di mimpi itu,
Atau
aku juga merindukan ketika aku bisa melihat atau mendengar ucapmu,
Payahkah
aku, perasaanku yang tak bisa mengendalikan asa tentangmu.
Aku
begitu mendambakan dan berharap engkaulah yang akan duduk bersamaku dimasa tua
nanti
Engkau
yang akan bersalaman dengan ayah dan mengucapkan janji suci itu.
Engkau
yang akan menginjak telur di depan dekorasi dan kakimu yang akan kubasuh nanti.
Aku
yang akan membuatkanmu teh dikala kau sahur nanti.
Dear
kesatria Pemimpin Imanku Nanti,
Aku
ingin kau mengisi jemariku yang masih kosong ini,
Mengganti
gurat sedih dan gundahku dengan candamu,
Mencoba
membuat aku dan engkau menjadi kita,
Membuat
bahagia kedua orang tua kita dan anak kita nanti.
Dear
Kesatria Pemimpin Imanku Nanti
Ketika
nanti kau menggapai masa jayamu
Menggapai
masamu yang begitu gemilang
Sementara
aku masih dalam masa yang entah sampai kapan aku begini
Engkaulah
salah satu alasanku bertahan setelah mama dan ayah
Dear
Kesatria Pemimpin Imanku Nanti
Entah
nanti ayah akan memberikan senyum untukmu atau malah memberikan tatapan sinis
Aku
ingin kamu yang pertama kali menyatakan keseriusanmu untuk meminangku
Kamu
yang menjadi lelaki pertama yang ayah kenalkan sebagai imamku di keluarga
Denganmu
aku akan menjadi istri yang berbakti kepada suami
Dear
Kesatria Pemimpin Imanku Nanti
Sepertinya
sedikit mimpi dan keinginanku harus ku kemas dalam peti
Kulihat
kesibukanmu mengurusi negeri ini masih sangat jauh untuk memikirkan aku ini
Aku
ingin membawamu sebagai lelaki pertama yang ayah berikan nasihat untuk menjaga
anaknya ini.
Aku
ingin lelaki itu kamu, iya kamu, yang akan menjadi imamku ketika adzan
berkumandang nanti.
Dear
Kesatria Pemimpin Imanku Nanti,
Datanglah
dimimpi dan lamunanku lagi,
Tegur
aku yang sudah mulai terlena akan dunia ini kembali,
Hey
lelaki yang Allah ciptakan di bumiku ini,
Aku
menunggu ketika Allah menyerukan bahwa aku adalah sebagian tulang rusukmu yang
takkan tertukar bagaimana pun adanya nanti.
Dear
Kesatria Pujaan hati, pembawa surga bagi keluarga kecilku nanti :)".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar