Jumat, 02 Agustus 2013

Kamu, Aku, Jauh, Kita, Waktu dan Tuhan

Kamu.
Terpisah beratus kilo meter di depanku tapi tak pernah sekali pun terpisah dari ingatanku.
Terjaga seperti peti mati yang melindungi jasadnya dalam kotak berbentuk kayu.
Menghadirkan sejuta kenangan dan memori yang indah dan lekat terpatri.
Memunculkan sejuta angan kapan akan kembali seperti.

Aku,
Seorang kecil yang bertuliskan kemanjaan dan keegoisan.
Penjelma rasa yang kadang berlebihan dan kadang bisa mendewasakan.
Berkutat dengan hal tentang kamu yang menjelma sekecil bakteri dalam denyut berlalu.
Menuliskan namamu pada kertas harian lima kali sehari yang disebut doa.

Jauh.
Menapaki semua ini takkan semudah menali tali menjadi mati.
Waktu yang terbentang bukan sehari dua hari tapi berhari-hari.
Tak ada sapaan hangat pagi, bergandengan dalam hati, memeluk bayangan diri.
Mendoakan dalam kejauhan adalah tugas yang selama ini selalu dijalani.

Kita.
Masih bersama, terjaga dalam diam.
Menjaga dari kehadiran yang tak pernah diinginkan.
Tak boleh berkata menyerah dan terserah pada kata yang dinamakan "Jarak kita"
Kita masih bersama, satu atap dalam genggaman Tuhan.

Waktu.
Biarkan waktu berbicara.
Bukan dengan kata yang bertuliskan nada minor dan mayor.
Bukan dengan lonceng yang terdengar bising dalam telinga.
Tapi dengan ketepatan akan nyata hadir sosok dalam diri, kita.

Tuhan.
Sampaikan jika aku masih menunggu dia pulang, kembali dengan rasa utuh, seperti pertama dulu.
Doaku meliputinya, ada dia di dalam masa depan yang ku perjuangkan.
Jika aku rapuh kuatkan, jika dia rapuh teguhkan, buat kami tak terkikis akan pengganti hati.
Tegar selayaknya karang, hebat selayaknya ombak, dan teguh selayaknya ibu.


Kamu, Aku, Jauh, Kita, Waktu dan Tuhan :')
Menjelmalah dalam sosok diri yang setia seperti kenari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar