Rabu, 12 Februari 2014

Pada akhirnya restu datang tanpa diminta …



Pada akhirnya restu datang tanpa diminta …

Bukankah semua sengaja diperjuangkan untuk tau jika yang terbaik yang akan selalu bertahan. Naluri seorang tua pasti benar adanya, bukan di karenakan rasa percaya. Tapi Tuhan sedikit lebih mendengar banyak, pada mereka yang sudah mengerti manis dan getirnya dunia.
Ini sepenggal yang dinamakan garis dimana semuanya sudah tersusun dalam cerita yang sedang dan hendak diperjuangkan bersama.

Pada jarak, jika dia menitipkan sebuah cerita yang selalu di kehendaki bersama. Diperjuangkan bersama bukan diperjuangkan sepihak saja. Pada jarak seharusnya dia mengerti jika ini bukan alasan untuk saling menyakiti dan mengkhianati. Jika sudah dipantaskan untuk menjadi satu dari yang terbaik untuk diperjuangkan. Seharusnya semua akan berjalan seperti rencana Tuhan.

Kenalkan, namaku Haura. Aku sedang memperjuangkan kata bertuliskan ‘Restu’ pada hubungan kami. Dengan alasan jarak semuanya seakan neraka bagi pendengar hubungan yang sedang ku jalani.
Toh nyatanya aku malah sebahagia ini. Aku mengenalkan diri sebagai seorang yang sedang menunggu pangerannya di ujung matahari pagi.

Iya, jarak beratus kilometer ini menjadi alasan pertama dan terakhir bagi mereka yang seakan tertawa sinis mendengar kami datang berdua. Seharusnya ini tak bisa dibiarkan, siapa yang menjadi pemeran utama dan pelakunya-lah yang seharusnya tau apa yang akan dirasakan sekarang dan nantinya.

Pada jarak mereka menganggap jika semuanya itu takkan bisa berlangsung bahagia selamanya. Mereka salah!

Hingga pada suatu pagi, seorang tua sedang duduk disampingku. Dia mendengarkan semua rincian kehidupanku yang akan ku gores pada usia-usiaku yang semakin bertambah setiap hari.
Begini, jika bahagiaku harus terpaut jarak. Apa aku harus mundur atau melompat untuk dekat dan melipat jarak. Atau malah bahagiaku harus aku kubur karena jarak akan mematikannya pelan-pelan?

“Nak, bahagiamu adalah bahagia kami. Jika kamu menginginkan dia yang sudah berjarak sebelum Tuhan mempertemukan kalian. Bertahanlah, berjuanglah, buktikan pada mereka dan dunia yang sedang menertawakanmu. Katakan pada mereka, jika ini adalah bahagia yang sedang kamu buktikan. Tidak usah ragu dan takut. Tua yang sudah renta tanpa bisa apa-apa ini akan selalu mendukungmu. Dengan tangan yang sudah tidak kuat menahan apapun selain menengadah doa untukmu pada sang Maha Kuasa,” dengan usapan lembut dia berbicara.

Ketika bahagia sudah kau perlihatkan pada mereka yang takut akan sengsara. Lihatkanlah Restu mengalir dalam perjuangan tanpa diminta. Tuhan adalah bukti jika Cinta tak mengenal apapun selain karena Tuhan-nya.


Selamat melipat jarak dan berjuang kembali, untuk satu restu yang sudah kau kantongi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar