Nama
saya Taufiq Ardyansyah. Sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar, saya sudah
senang sekali menulis cerita-cerita pendek. Dari hobi menulis saya tersebut,
saya coba untuk menekuni disiplin ilmu bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Ternyata, sejak saat itu saya langsung jatuh cinta kepada bahasa Indonesia,
bahasa negeri kita sendiri.
Beranjak
ke bangku Sekolah Menengah Pertama, saya mulai belajar membuat puisi. Dengan
inspirasi wanita yang saya suka ketika itu, Alhamdulillah puisi saya banyak
disukai banyak orang. Masuk ke bangku Sekolah Menengah Atas, kemampuan menulis
puisi yang saya miliki lalu saya kembangkan ke dalam sebuah lagu. Tak peduli
lagu yang saya buat enak di telinga orang lain atau tidak, yang jelas lagu
tersebut sangat nyaman terdengar di telinga saya.
Pasca
lulus dari Sekolah Menengah Atas, saya melanjutkan studi di Universitas Islam
Negeri Jakarta Fakultas Sains Teknologi. Meski mengambil jalur teknologi
informasi, kemampuan menulis saya tak serta merta saya padamkan begitu saja.
Kegemaran saya dalam menggandrungi sepakbola Liga Indonesia, khususnya Persija
membuat saya ketika itu bergabung bersama komunitas pecinta Persija Jakarta
yang bergerak di bidang media informasi, Jak Online di tahun 2012.
Bersama
Jak Online, saya mulai belajar bagaimana menulis berita seputar perkembangan
Persija dan The Jakmania kepada publik. Hampir dua tahun saya bergabung di Jak
Online, saya mulai berani untuk terjun ke media cetak di tahun 2014 dengan
bergabung bersama harian Radar Tangerang Satelit News. Dan secara kebetulan,
Pemimpin Redaksi media cetak terbesar di Tangerang itu mempercayai saya untuk
menempati rubrik olahraga untuk meliput perkembangan Persita Tangerang,
Persikota Tangerang, dan klub-klub amatir lainnya. Tak hanya sepakbola, agenda
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Tangerang pun masuk ke dalam
scope pekerjaan saya.
Kalau
ditanya mengapa saya ingin menjadi seorang jurnalis, maka jawabannya pun
sederhana. Menjadi jurnalis itu menyenangkan. Menyenangkan karena saya bisa
bekerja dengan hobi menulis yang saya miliki sejak kecil. Menjadi jurnalis itu
penuh tantangan. Sebagai seorang manusia, berhadapan dengan tantangan akan
membuat pola pikir kita menjadi dewasa dan bijak. Oleh karena itu, mencintai
tantangan adalah bentuk keberanian dalam menghadapi hidup. Menjadi jurnalis itu
adalah pekerjaan yang mulia. Kemuliaan itu didapat karena secara tak langsung, seorang
jurnalis adalah seorang penyebar berita kebenaran. Dan satu hal yang lebih
penting adalah, menjadi seorang jurnalis bisa merubah dunia hanya dengan
kata-kata.
Created by : Taufiq Ardyansyah - @B__kam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar