Tadi siang ngeliat unggahan picture di path temen.
Kurang lebih begini …
“Kalau piring itu sudah kamu pecahkan, kamu
jatuhkan kebawah. Seribu, sejuta dan semilyar kali kamu minta maaf pun piring
itu tidak akan bisa menjadi utuh kembali. Kalau pun kamu usaha untuk
menyatukannyaa piring itu akan memiliki bagian yang tidak akan pernah bisa
kembali disatukan. Entah hilang atau terlalu kecil untuk di susun kembali,” –
dengan pengartian sendiri.
Salah itu tempatnyaa punya manusia dan benar
sempurna itu punya Tuhan. Tapi bukan kita selalu disalahkan dan tidak ada
pembenaran.
Kalau piring gelas sudah pecah ya tidak akan pernah
mungkin utuh kembali. Sama seperti dikecewakan. Sekuat apapun kita menahan
untuk tetap tersenyum tanpa sakit. Sekuat apapun kita menahan agar tak muram. Dan
sekuat apapun kita berperilaku agar tak membenci. Pasti ada kalanyaa semua rasa
itu akan muncul di hati.
Hati sudah menguatkan, berprinsip bahwa takkan
pernah kecewa walau sudah dikecewakan. Takkan terluka walau sudah dibohongi. Takkan
pernah membenci walau sudah dilukai. Dan takkan pernah merasa dendam walau
selalu terbayang apa yang sudah dilakukan. (Rada lebay sih…)
Coba berkaca di depan cermin. Pernah melukai? Pernah
mengecewakan? Pernah melukai? Pernah membenci? Atau pernah mendendam? Pernah. Semua
pernah, bahkan sering kali ada hal yang kita anggap benar masih ssalah menurut
kacamata orang lain. Ya malah kadang kita lupa bahwa kita pernah seperti itu.
Hati, sekuat apapun, setegar apapun segarang
apapun. Tetap, tetap akan memliki part sendiri untuk merasa kecewa. Seperti
piring yang sudah pecah. Maaf yang kamu berikan mungkin akan menghapus airmata
yang akan menetes dipipinyaa. Tapi takkan pernah bisa menghapus retak
dihatinyaa.
Permohonan yang kamu berikan mungkin akan memberi
senyum di bibirnyaa. Tapi takkan pernah bisa mengembalikan kecewa yang sudah
tertulis didadanyaa.
Ucapmu tulusmu janji dan lain sebagainyaa mungkin
akan memberikan rasa kepercayaan dia kembali padamu. Tapi tetap akan memberi
kata was-was curiga dan lain sebagainya dihatinyaa.
Tak bisa kembali seperti semula, takkan bisa
sempurna kembali.
Jadi? Masih mau mengecewakan orang lain?
Kalau aku sih NO :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar